Koreksi Radiometrik Citra Penginderaan Jauh
Wednesday, February 12, 2020
Add Comment
Gambar contoh histogram Citra yang belum terkoreksi (kiri)
dan sudah terkoreksi (kanan)
Koreksi radiometrik merupakan
perbaikan akibat cacat atau kesalahan radiometrik, yaitu kesalahan pada sistem
optik, kesalahan karena gangguan energi radiasi elektromagnetik pada atmosfer,
dan kesalahan karena pengaruh sudut elevasi matahari (Purwadhi, 2001). Jensen
(2005) menjelaskan bahwa koreksi radiometrik lebih memfokuskan pada
meningkatkan keakuratan pantulan spektral permukaan, atau pengukuran hamburan
balik yang diperoleh dengan menggunakan sistem Penginderaan Jauh. Terdapat
beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan koreksi radiometrik, yaitu
regresi, penyesuaian histogram, dan kalibrasi bayangan.
Koreksi radiometrik merupakan
tahap awal pengolahan Citra sebelum analisis dilakukan untuk suatu tujuan.
Proses koreksi radiometrik mencakup koreksi efek-efek yang berhubungan dengan
sensor untuk meningkatkan kontras (enhancement)
setiap piksel (picture element) dari
Citra, sehingga obyek yang terekam mudah diinterpretasikan atau dianalisis
untuk menghasilkan data/informasi yang benar sesuai dengan keadaan lapangan
(Supriatna dan Sukartono, 2002). Koreksi radiometrik mutlak diperlukan jika
akan melakukan transformasi seperti transformasi indeks vegetasi ataupun
transformasi lainnya.
Koreksi radiometrik secara umum
dibagi menjadi dua yaitu koreksi radiometrik umum yang bertujuan untuk
mengurangi pengaruh gangguan atmosfer pada Citra. Koreksi radiometrik umum
dibagi menjadi koreksi radiometrik absolute dan koreksi radiometrik relatif.
Koreksi radiometrik absolute mencakup konversi nilai DN (digital number) ke nilai sensor
spectral radiance (W/m² strµm), konversi nilai sensor spectral radiance ke
nilai TOA (top-of-atmospheric) reflectance, dan konversi nilai TOA reflectance ke nilai surface reflectance dengan melakukan
minimalis path radiance. Koreksi ini
memerlukan input dari header Citra dan beberapa informasi lain berdasarkan
kondisi Citra saat direkam. Koreksi radiometrik relatif dilakukan dengan
menggeser histrogram tiap band sehingga nilai minimal adalah nol (0). Asumsi
yang digunakan adalah dalam suatu perekaman ada obyek yang menyerap energi
dengan sempurna tanpa melakukan pantulan sedikitpun. Salah satu kelemahan dari
metode ini adalah tidak selalu terpenuinya asumsi bahwa ada obyek pada perekaman
Citra yang menyerap energi dengan sempurna.
Koreksi radiometrik khusus sangat
banyak macamnya, tergantung dari jenis aplikasi atau penggunaan datanya.
Beberapa contoh koreksi radiometrik khusus adalah koreksi bayangan akibat pengaruh
topografi, koreksi pantulan sunglint
pada permukaan air (Hedley et al. 2005; Wicaksono, 2012), koreksi kolom air
(Lyzenga, 1978; Bierwith et al. 1993; Mishra et. Al 2006; Sagawa et al.
2007;Wicaksono & Hafizt, 2013), koreksi bad pixels dan masih banyak lagi.
Daftar Pustaka
Jensen. J.R., 2014. Remote Sensing Of
The Environment an Earth Resource Perspective
Second Edition.,Pearson.
Purwadhi, F.S.H. And Santoso,
T.B., 2009. Pengantar Interpretasi Citra Penginderaan Jauh Edisi Kedua, Lembaga
Penerbangan Antariksa Nasional dan Universitas Negeri Semarang
0 Response to "Koreksi Radiometrik Citra Penginderaan Jauh"
Post a Comment